Analisis Penurunan Kadar Besi (Fe) dalam Air Sumur Gali dengan Metode Variasi Waktu Aerasi Filtrasi Menggunakan Aerator Gelembung dan Variasi Saringan Pasir Lambat
Abstract
Air merupakan sumber daya yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia untuk kelangsungan hidupnya. Masalah yang sering timbul atau dijumpai pada air tanah adalah kandungan Fe yang masih cukup tinggi atau melebihi standar kualitas air minum yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan tahun 2010 sebagai menteri yang berwenang, contohnya seperti pada air sumur gali yang berlokasi di daerah Purwodadi Purworejo, yang penulis jadikan sebagai tempat pengambilan sampel, di mana kandungan besinya masih melebihi batas syarat yang ditetapkan. Padahal batas syarat yang ditetapkan oleh Permenkes No.492 tahun 2010 tersebut, kadar Fe dalam air bersih maksimum yang dibolehkan adalah 0,3 mg/L. Penelitian ini dilakukan dengan 3 sampel air sumur gali melalui proses aerasi dan filtrasi dengan aertor gelembung dan SPL diharapkan kandungan Fe yang ada di dalam air dapat diturunkan hingga memenuhi batas syarat kualitas air minum. Penelitian dilakukan dengan menggunakan 6 variasi waktu aerasi menggunakan aerator gelembung yakni 10 menit, 20 menit, 30 menit, 40 menit, 50 menit, dan 60 menit. Kemudian variasi pasir SPL dengan variasi 30 cm, 40cm, dan 50 cm. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 3 sampel, didapat sampel A memiliki kadar Fe dengan rata-rata 1,744 ppm, sampel B 1,941, dan sampel C 0,689. Maka dilakukan pengujian air dengan aerator gelembung dan didapat efektifitas penurunan kadar Fe terjadi pada menit ke 60 yakni pada sampel A mencapai 36,671%, sampel B mencapai 30,689%, dan sampel C mencapai 58,325%, di mana rata-rata hasil kadar Fe pada sampel A yakni 1,105; sampel B 1,345; dan sampel C 0,287. Dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu aerasi menggunakan aerator gelembung, maka semakin tinggi kadar Fe yang berkurang, namun didalam penelitian hanya sampel C yang memenuhi standar Permenkes di mana kadar Fe maksimal yakni 0,3 ppm. Dan dilakukan pengujian air dengan saringan pasir lambat di mana tebalnya penggunaan pasir sangat mempengaruhi kekeruhan dari air, di mana semakin tebalnya pasir maka semakin baik kualitas air tersebut.
Copyright (c) 2021 Eko Riyanto, Muhamad Taufik, Meta Saputri
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.