https://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/suryabeton/issue/feedSurya Beton : Jurnal Ilmu Teknik Sipil2024-08-30T11:07:45+07:00Nurmansyah Alamisuryabetonump@gmail.comOpen Journal Systems<pre>Title :Surya Beton: Jurnal Ilmu Teknik Sipil<br>Abbreviation :suryabeton<br>DOI Prefix :10.37729/suryabeton<br>ISSN :<a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1348798889">2302-5166</a>(p), <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1615804015">2776-1606</a>(e)<br>Type of review :Single Blind<br>Frequency :Twice a year (Marc and September)<br>Editor in Chief :Eko Riyanto, S.T., M.T.<br>Managing Editor :Nurmansyah Alami, S.T., M.T.<br>Indexing :<a href="http://jurnal.umpwr.ac.id/index._php/suryabeton/indexing" target="_blank" rel="noopener">Click here</a><br>Focus & Scope :<a href="http://jurnal.umpwr.ac.id/index._php/suryabeton/scopes" target="_blank" rel="noopener">Click here</a></pre>https://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/suryabeton/article/view/4694Penjadwalan Waktu Menggunakan Metode Program Evaluation and Review Technique (PERT)2024-08-30T11:07:02+07:00Ferdi Novantoferdinovanto2@gmail.comLarashati B'tari Setyaninglaras.btari@umpwr.ac.idUmar Abdul Azizumarabdulaziz@umpwr.ac.id<p>Proyek konstruksi memiliki tahapan dalam melaksanakan proses pekerjaan yang sulit dan saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya, maka dari itu pentingnya melakukan penjadwalan guna mengatur arah jalannya suatu proyek agar sesuai yang telah direncanakan guna meminimalisir terjadinya keterlambatan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui berapa lama waktu pelaksanaan proyek dengan menggunakan metode <em>PERT</em> pada Pembangunan Gedung DINDIKBUD dan (2) memperoleh durasi kemungkinan (<em>probability)</em> penyelesaian proyek dengan tepat waktu. Pengumpulan data diperoleh dari DPUPR (Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) Kabupaten Purworejo. Dalam menganalisis data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa <em>Kurva S</em> dan data sekunder berupa wawancara dengan staff ahli, pada penelitian ini menggunakan metode <em>PERT</em> <em>(Program Evaluation and Review Technique</em>). <em>PERT</em> merupakan metode untuk menghadapi situasi waktu yang tidak pasti pada suatu kegiatan, maka digunakan pendekatan yang menganggap kurun waktu kegiatan tergantung pada banyak faktor dan variasi sehingga dalam memperkirakan durasi suatu kegiatan dibutuhkan tiga angka estimasi yaitu optimis (a), pesimis (b) dan waktu yang paling mungkin (m). Pengukuran ketidakpastian diukur menggunakan Devian Standar dan Varians. Analisis metode <em>PERT </em>menggunakan bantuan <em>software Ms. Excel</em> didapatkan hasil bahwa pembangunan Gedung DINDIKBUD Kabupaten Purworejo tahap II yaitu membutuhkan waktu pelaksanaan proyek selama 172 hari dengan kemungkinan (<em>probability)</em> proyek untuk diselesaikan sebesar 92,51%. Pada tahap III diperlukan waktu pelaksanaan proyek selama 174 hari dengan kemungkinan (<em>probability)</em> proyek untuk diselesaikan sebesar 88,30%.</p>2024-03-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Ferdi Novanto, Larashati B’tari Setyaning, Umar Abdul Azizhttps://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/suryabeton/article/view/4088Perencanaan Ulang Bangunan Pasar dengan Struktur Baja pada Tanah Lunak2024-08-30T11:07:29+07:00Rizal Fathurahmanrizalfathurahman.rf@gmail.comArif Kurniawan Suksmonorizalfathurahman.rf@gmail.comMukti Agung Wiboworizalfathurahman.rf@gmail.com<p>Pasar merupakan tempat berkumpul untuk berjual-beli sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi. Perencanaan ulang bangunan pasar ini menggunakan struktur baja karena memiliki bobot yang ringan serta pelaksanaan yang mudah, sehingga mempunyai keuntungan untuk dibangun pada tanah yang lunak. untuk bagian struktur bawah menggunakan fondasi tiang pancang. Perencanaan ulang bangunan pasar ini disesuaikan dengan SNI 1729:2020, SNI 2847:2019, SNI 1727:2020, SNI-1726-2019. Analisis struktur atas menggunakan <em>software Etabs V.18</em> dengan kontrol perhitungan manual dan Analisa struktur bawah menggunakan perhitungan manual. Perencanaan ulang bangunan pasar ini merupakan Sistem Rangka Baja Pemikul Momen Biasa. Hasil dari perecanaan banguanan pasar ini yaitu perencanaan atap yang digunakan untuk <em>rafter</em> menggunakan profil baja (IWF 300.150.6,5.9.13) dengan gording (UNP 140.30.7.8), balok/<em>regel</em> (IWF 200.100.5,5.8.11), Kolom (IWF 400.200.13.8.16) dengan mutu baja ASTM A36/M36. Tebal pelat lantai 2 (12 cm) dengan menggunakan besi ∅12-100 mm. Sambungan pada ujung rafter ke rafter, rafter pada kolom, menggunakan baut A-325 ukuran M16 berjumlah 4 buah, dengan Pelat BJ370 tebal 10 mm, sambungan pada kolom ke <em>Base Plate</em> menggunakan baut A-325 ukuran M16 berjumlah 6 buah, dengan Pelat BJ370 tebal 16 mm. Panjang angkur baut 550 mm. Struktur bawah (fondasi) yang digunakan adalah tiang pancang <em>prestressed spun pile </em>kelompok dengan tiang berjumlah 4 buah. Dimensi penampang tiang diameter 600 mm, dengan kedalaman tiang sebesar 14,5 m. tiang pancang mampu menahan beban Qall total = 342,18 kN. <em>Pile cap</em> yang digunakan berukuran 2,80x2,80x0,6 m, menggunakan tulangan tarik D19–100 mm, tulangan tekan D19–100 mm.</p>2024-03-28T03:52:14+07:00Copyright (c) 2024 Rizal Fathurahman, Arif Kurniawan Suksmono, Mukti Agung Wibowohttps://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/suryabeton/article/view/4095Analisis Tingkat Kepuasan Penghuni Perumahan Bersubsidi di Purwokerto2024-08-30T11:07:18+07:00Muhamad Hendri Anggaramuhammadhendri222@gmail.comJuanita Juanitamuhammadhendri222@gmail.comCremona Ayu Novita Sarimuhammadhendri222@gmail.com<p>Rumah subsidi adalah rumah yang dibangun dengan harga terjangkau yang diperoleh melalui skema KPR (kredit Pemilikan Rumah). Terdapat berbagai permasalahan dibidang perumahan dan pemukiman di Indonesia antara lain disebabkan oleh pengaruh pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang cukup pesat, perkembangan cenderung lebih cepat dari pada kemampuan penyediaan kebutuhan perumahan beserta sarana dan prasarananya yang cukup memadai. Maka dari itu penulis melakukan penelitian untuk mengetahui kepuasan penghuni perumahan bersubsidi di Purwokerto, dan faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan berdasarkan kualitas dan fasilitasnya. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan 160 kuesioner terkait dengan atribut kepuasan kepada responden/penghuni perumahan bersubsidi yang dilakukan di perumahan Taman Pesona Teluk dan Bumi Asri Sidasari Purwokerto, yang kemudian dilakukan analisis CSI (<em>Customer Satisfaction Index) </em>dan IPA (<em>Importantce Performance Analysis). </em>Hasil penelitian menunjukan bahwa didapatkan nilai CSI 82,46% yang dimana nilai tersebut berada pada interval 81% - 100% skala linkert, sehingga bisa dinyatakan bahwa penghuni perumahan bersubsidi di Purwokerto merasa sangat puas. Dan untuk analisis IPA diagram kartesius diketahui terdapat faktor yang harus ditingkatkan/dikembangkan yaitu ketersediaan ruang terbuka hijau, keandalan petugas/pengurus perumahan dalam membantu keamanan penghuni perumahan, keamanan lingkungan hunian, dan empati petugas/pengurus perumahan dalam menjaga kebersihan.</p> <p> </p>2024-03-28T05:08:31+07:00Copyright (c) 2024 Muhamad Hendri Anggara, Juanita Juanita, Cremona Ayu Novita Sarihttps://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/suryabeton/article/view/4173Pengaruh Perbedaan Agregat Halus Pasir Merapi Dan Pecahan Bata Ringan terhadap Kuat Tekan Beton dengan Bahan Tambah Sikacim dan Damdex 1% Dan 1,5%2024-08-30T11:07:07+07:00Noval Ma’arifrsetioningsih@itny.ac.idRetnowati Setioningsihrsetioningsih@itny.ac.idLilis Zulaicharsetioningsih@itny.ac.id<p>Tujuan utama dari penelitian ini adalah Mengetahui kuat tekan beton dengan menggunakan pasir Merapi sebagai agregat halus dan bahan tambah sikacim dan damdex. Mengetahui kuat tekan beton dengan menggunakan pecahan bata ringan sebagai agregat halus dan bahan tambah sikacim dan damdex. Mengetahui perbedaan kuat tekan beton dengan agregat halus pasir Merapi dan pecahan bata ringan dan dengan bahan tambah sikacim dan damdex. Limbah pecahan bata ringan merupakan limbah yang banyak dihasilkan dari sisa-sisa pecahan dari pembangunan suatu proyek terutama di kota besar seperti Yogyakarta dan kota lainnya. Skripsi ini memberikan gambaran proporsi mengenai campuran beton menggunakan pasir Merapi dan limbah bata ringan sebagai pengganti agregat halus, dan tambahan bahan additive berupa sikacim dan damdex untuk mengurangi pemakaian semen terhadap kuat tekan beton. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental laboratorium. Metode ekperimental laboratorium adalah suatu penelitian yang berusaha untuk mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi terkontrol secara ketat dan dilakukan di laboratorium dengan urutan kegiatan yang sistematis dalam memperoleh data sampai data tersebut berguna sebagai dasar pembuatan keputusan dan kesimpulan.Dari tabel 4.20 dan Grafik 4.8 dapat disimpulkan untuk kuat tekan rata-rata tertinggi adalah beton dengan menggunakan pasir Merapi dengan bahan tambah sikacim 1,5% yang memiliki nilai kuat tekan 30,437 MPa. Dapat disimpulkan untuk kuat tekan rata-rata tertinggi adalah beton dengan menggunakan pasir Merapi dengan bahan tambah sikacim 1,5% yang memiliki nilai kuat tekan 30,437 MPa. Perbandingan kuat tekan beton yang menggunakan pasir Merapi dan pasir bata ringan dengan bahan tambah Sikacim dan Damdex, menunjukan bahwa pasir Merapi dengan bahan tambah Sikacim 1,5% menghasilkan kuat tekan tertinggi sebesar 30,437 MPa atau mengalami kenaikan sebesar 6,636 % dari beton normal. Pasir Bata ringan dengan bahan tambah Sikacim 1,5% menghasilkan kuat tekan jauh lebih rendah sebesar 7,400 MPa atau mengalami penurunan sebesar 74,074 % dari beton normal.</p>2024-03-28T05:26:39+07:00Copyright (c) 2024 Noval Ma’arif, Retnowati Setioningsih, Lilis Zulaichahttps://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/suryabeton/article/view/4698Implementasi BIM (Building Information Modelling) Take-Off Quantity Dengan Menggunakan Software Tekla Structures Pada Proyek Jalan Tol Jogja – Bawen Seksi 1 JC. Sleman – SS. Banyurejo2024-08-30T11:06:56+07:00Umar Abdul Azizumarabdulaziz@umpwr.ac.idDamar Oemar Ghibrandamarumargibran@gmail.comLarashati B'tari Setyaninglaras.btari@umpwr.ac.id<p><em>Building Information Modeling</em> (BIM) adalah metode pendekatan inovatif dalam industri konstruksi yang terbukti meningkatkan akurasi dan efisiensi dalam proyek infrastruktur. Prinsip-prinsip mendasar BIM mencakup berbagai tahapan, mulai dari pemodelan tiga dimensi (3D) berdasarkan <em>Detail Engineering Design</em> (DED), pengembangan jadwal (4D), estimasi biaya (5D), analisis dampak lingkungan (6D), hingga manajemen operasional dan pemeliharaan (7D). Dengan menggantikan pendekatan CAD konvensional terutama pada tahap analisis <em>Take-Off Quantity</em> (TOQ) dan dokumentasi, BIM memberikan hasil yang lebih akurat, rinci, dan komprehensif, dengan potensi untuk secara signifikan mendukung pertumbuhan infrastruktur di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui selisih perhitungan volume <em>concrete</em> dan <em>reinforcement bar </em>eksisting (konvensional proyek) dengan volume hasil TOQ menggunakan BIM <em>Tekla Structures</em> pada pekerjaan <em>bored pile</em> dan <em>pile cap</em>. Jenis penelitian adalah studi kasus dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan membandingkan antara hasil TOQ <em>(Take-off Quantity)</em> menggunakan metode BIM dengan TOQ dari RASD <em>(Request Approval Shop Drawing)</em>. Objek penelitian ini adalah <em>bored pile </em>dan<em> pile cap </em>titik P16A, P17A, P18A pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Jogja – Bawen seksi 1 JC. Sleman – SS. Banyurejo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pekerjaan <em>bored</em> <em>pile</em>, terdapat selisih volume <em>reinforcement bar</em> antara metode konvensional dan BIM sebesar 0,56% hingga 1,24%. Sementara pada pekerjaan <em>pile cap</em>, selisih volume <em>reinforcement bar</em> berkisar antara 0,18% hingga 0,90%. Adapun selisih volume <em>concrete</em> pada pekerjaan <em>bored pile</em> yaitu 0,16%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara estimasi volume<em> concrete</em> dan <em>reinforcement bar</em> dari metode eksisting dengan hasil TOQ yang dihasilkan menggunakan <em>BIM Tekla Structures</em>. Meskipun terdapat perbedaan antara estimasi volume, evaluasi menunjukkan bahwa selisih tersebut tidak signifikan.</p>2024-03-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Umar Abdul Aziz, Damar Oemar Ghibran, Larashati B’tari Setyaninghttps://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/suryabeton/article/view/4704Kajian Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Menggunakan Metode SKBI 1987, Metode Pt. T-01-2002-B dan MDP 20172024-08-30T11:06:52+07:00Agung Nusantoroagungnusantoro@umpwr.ac.idDhuhrizal PurnantopoIdjal.topo@gmail.comLarashati B'tari Setyaninglaras.btari@umpwr.ac.id<p>Indonesia mempunyai peraturan dan pedoman dalam perencanaan perkerasan jalan. Oleh karena itu diperlukan adanya perhitungan perencanaan tebal perkerasan jalan yang efektif dan efisien, agar mampu menahan dan menerima beban volume lalu lintas kendaraan, sehingga dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan. Untuk mengetahui perbedaan dan parameter - parameter apa saja yang mempengaruhi hasil ketebalan lapisan perkerasan, maka dilakukan kajian perencanaan tebal lapisan perkerasan lentur pada salah satu ruas jalan di Kabupaten Purworejo. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang memiliki sifat yang khusus, terperinci, dan statis. Hasil penelitian perkerasan lentur menggunakan Metode SKBI 1987 : lapis permukaan berupa Laston MS 744 tebal 5 cm, lapis pondasi atas berupa batu pecah CBR 100 tebal 20 cm dan lapis pondasi bawah berupa batu pecah CBR 70 tebal 10 cm. Perkerasan lentur menggunakan Metode Pt.T-01-2002-B : lapis permukaan berupa beton aspal tebal 11,5 cm, lapis pondasi atas berupa batu pecah CBR 100 tebal 10 cm, dan lapis pondasi bawah berupa batu pecah CBR 70 tebal 10 cm. Perkerasan lentur menggunakan MDP 2017 : lapis permukaan berupa HRS WC tebal 5 cm, lapis pondasi atas berupa LPA Kelas A tebal 15 cm, lapis pondasi bawah berupa LPA kelas A atau LPA Kelas B atau kerikil alam atau lapis distabilisasi dengan CBR >10% ketebalan 15 cm dan perbaikan tanah dasar berupa stabilisasi dengan semen atau material timbunan pilihan dengan ketebalan 10,00 cm.</p>2024-03-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Agung Nusantoro, Dhuhrizal Purnantopo, Larashati B’tari Setyaninghttps://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/suryabeton/article/view/4706Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Pembangunan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Seram Bagian Barat Provinsi Maluku2024-08-30T11:06:26+07:00Refisa Agdan Daffaagdandaffa21@gmail.comUmar Abdul Azizumarabdulaziz@umpwr.ac.idLarashati B'tari Setyaninglaras.btari@umpwr.ac.id<p>Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) merupakan program bantuan rumah dari pemerintah untuk seluruh masyarakat Indonesia yang berpenghasilan rendah yang salah satunya ada di Seram Bagian Barat Provinsi Maluku. Pembangunan rumah sederhana Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Seram Bagian Barat mengalami keterlambatan dari berbagai faktor. Penelitian ini menganalisis keterlambatan pembangunan rumah sederhana Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya menggunakan metode kuesioner yang diberikan kepada Balai Pelaksana Penyedia Perumahan Maluku menggunakan analisis data dengan alat bantu berupa program aplikasi komputer yaitu SPSS <em>for windows 25.0 </em>dan <em>mircrosoft excel.</em> Hasil analisis menunjukan ada 18 indikator penyebab keterlambatan pembangunan rumah sederhana Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya. Ada 3 faktor dominan yang menjadikan pembangunan rumah sederhana terlambat yaitu jumlah tenaga kerja yang kurang, kurangnya kedisiplinan tenaga kerja, dan terjadi keterlambatan pengiriman material karena akses lokasi. Solusi untuk mengatasi factor dominan yang menjadi masalah dalam keterlambatan pembangunan yaitu merekrut tenaga kerja dari luar Maluku, melakukan pelatihan secara rinci bagi calon fasilitator lapangan, melakukan pengawasan langsung dari pihak balai perumahan, membuat <em>milestone </em>pekerjaan yang harus dilakukan, dan melakukan gotong royong masyarakat dengan <em>supplier </em>agar material cepat sampai lokasi yang sulit diakses oleh kendaraan bermotor.</p>2024-03-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Refisa Agdan Daffa, Umar Abdul Aziz, Larashati B’tari Setyaninghttps://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/suryabeton/article/view/4719Analisis Kekeringan dengan Metode Standardized Precipitation Index (SPI) di Kabupaten Bantul2024-08-30T11:06:02+07:00Muhamad Taufikmtaufik@gmail.comAgung Setiawanagungsetiawan@umpwr.ac.idFani Anggraenifanggraeni212@gmail.com<p>Kekeringan di Kabupaten Bantul menyebabkan timbulnya dampak kekeringan sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui sebaran kekeringannya. Penelitian ini dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Progo dan DAS Opak di Kabupaten Bantul. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat keparahan kekeringan dan sebarannya sehingga bencana kekeringan dapat diminimalisir dampaknya dengan melihat lokasi yang beresiko terhadap kekeringan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode <em>Standardized Precipitation Index</em> (SPI) dengan menggunakan data curah hujan periode 18 tahun. Periode SPI yang digunakan adalah periode defisit 6 bulanan (SPI-6). Hasil perhitungan diplotkan dan dipetakan kedalam <em>Arcgis </em>dengan menggunakan data curah hujan, data titik koordinat stasiun hujan serta peta wilayah administrasi perbatasan Kabupaten Bantul untuk mengetahui sebaran kekeringannya. Analisis indeks sebaran kekeringan metode SPI pada DAS Progo dan DAS Opak Kabupaten Bantul menghasilkan indeks kekeringan terkecil yaitu -3,66 yang terjadi di bulan April Tahun 2010 pada Stasiun Hujan Karang Ploso yang berada di Kecamatan Piyungan. Hasil analisis peta sebaran kekeringan pada DAS Progo dan DAS Opak Kabupaten Bantul diperoleh hasil rerata bahwa semua wilayah di Kabupaten Bantul termasuk dalam kategori kekeringan normal sehingga tingkat kekeringannya rendah. Kekeringan tertinggi banyak terjadi pada bulan Juni dan bulan Juli akan tetapi kekeringan tidak terjadi pada Tahun 2017.</p>2024-03-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Muhamad Taufik, Agung Setiawan, Fani Anggraenihttps://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/suryabeton/article/view/4817Analisis Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Gerakan Tanah di Desa Wonotopo Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo2024-08-30T11:05:51+07:00Nurmansyah Alamitrimaiyandri925@gmail.comEksi Widyanantotrimaiyandri925@gmail.comTri Maiyandri Alfarizitrimaiyandri925@gmail.com<p>Desa Wonotopo merupakan salah satu daerah di Kecamatan Gebang yang mempunyai tingkat kerentanan menengah sampai tinggi untuk terjadinya gerakan tanah. Gerakan tanah terjadi pada tanggal 20 Desember 2017, dengan jenis rayapan disertai longsoran yang dipicu oleh hujan deras sejak malam hari, setelah 2 hari turun hujan dengan intensitas tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesiapsiagaan masyarakat di Desa Wonotopo dan faktor apa saja yang menjadi kendala masyarakat dalam menghadapi bencana gerakan tanah. Metode yang digunakan deskriptif dengan analisis kuantitatif, kuesioner digunakan untuk mendapatkan data. Hasil penelitian tingkat kesiapsiagaan dihitung berdasarkan nilai interval dan rata-rata dari setiap parameter yang terdiri dari pengetahuan, sikap, rencana tanggap darurat, sistem peringatan bencana dan mobilisasi sumber daya, setelah dilakukan analisis data menunjukkan bahwa tingkat kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana gerakan tanah masuk ke dalam kategori siap, dengan jumlah skor rata-rata 96,30.</p>2024-03-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Nurmansyah Alami, Eksi Widyananto, Tri Maiyandri Alfarizhttps://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/suryabeton/article/view/4818Analisis Kebutuhan Air Bersih Dan Kinerja Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih2024-08-30T11:05:33+07:00Agung Setiawanagungsetiawan@umpwr.ac.idEko Riyantoekoriyanto@umpwr.ac.idHari Sakti Nugrohosaktinugroho10@gmail.com<p>Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan yang tidak terbatas dan berkelanjutan. PDAM diharapkan mampu untuk mendistribusikan dan memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat dengan baik dan merata melalui sistem distribusi pipa yang ada. Akan tetapi sebagian besar masalah yang sering dijumpai dalam mendistribusikan air bersih kepada masyarakat adalah kehilangan air dan kecepatan air yang tidak merata. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui proyeksi kebutuhan air bersih PDAM cabang Banyuurip pada saat Tahun 2025 dan beda selisih ketersediaan air IPA cabang Banyuurip saat ini dengan proyeksi kebutuhan air bersih, serta mengetahui kinerja jaringan pipa distribusi air bersih PDAM cabang Banyuurip dengan <em>software Epanet </em>2.0. Pada penelitian ini digunakan metode regresi linier dalam mencari proyeksi kebutuhan air bersih masyarakat di wilayah pelayanan PDAM cabang Banyuurip dan ditinjau ketersediaan air bersih IPA Banyuurip saat ini, serta digunakan <em>software epanet </em>2.0 dalam analisis kinerja jaringan pipa distribusi air bersih PDAM cabang Banyuurip. Berdasarkan analisis, besar kebutuhan air bersih PDAM Banyuurip pada saat Tahun 2025 adalah 186,73 l/detik sedangkan ketersediaan air IPA PDAM Banyuurip pada saat Tahun 2020 adalah 234,81 l/detik. Maka ketersediaan air saat ini masih lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan air pada saat Tahun 2025. Hasil simulasi hidrolis jaringan pipa distribusi air bersih PDAM Banyuurip dengan <em>epanet </em>2.0, pada pipa eksisting dari tekanan yang dihasilkan, 25,5 % <em>node </em>yang ada sudah memenuhi standar <em>pressure</em>, 74,5 % <em>node</em> belum memenuhi standar <em>pressure</em>, untuk kecepatan aliran yang dihasilkan, 14 % pipa yang ada sudah memenuhi standar <em>velocity</em>, 86 % pipa belum memenuhi standar <em>velocity</em>. Pada pipa rencana dari tekanan yang dihasilkan, 95,9 % <em>node </em>yang ada sudah memenuhi standar <em>pressure</em>, 4,1 % <em>node </em>belum memenuhi standar <em>pressure</em>, secara keseluruhan kecepatan aliran yang dihasilkan 21 % pipa yang ada sudah memenuhi standar <em>velocity</em>, 79 % pipa belum memenuhi standar <em>velocity</em>.</p>2024-03-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Agung Setiawan, Eko Riyanto, Hari Sakti Nugrohohttps://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/suryabeton/article/view/4359Kajian Pengaruh Variabel (X) Terhadap Variabel (Y) dalam Pemilihan Moda Transportasi di Institut Teknologi Nasional Yogyakarta2024-08-30T11:07:36+07:00Fibriany Anastasya Oeiputritasyaoei28@gmail.comYoanita Eka Rahayutasyaoei28@gmail.com<p>Transportasi darat merupakan alat pemindahan barang dan manusia yang paling efektif. Yogyakarta dengan julukan Kota Pelajar memiliki peminat Transportasi sangat banyak dari kalangan mahasiswa. Untuk memenuhi kebutuhan pendidikan perlu adanya aliran menuju sekolah/universitas yang diinginkan. Untuk melancarkan arus perjalanan diperlukan adanya alat transportasi. Transportasi meupakan sarana transportasi yang digunakan untuk perjalanan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Alat transportasi yang paling umum adalah transportasi darat. Transportasi darat yang aman, terjangkau dan hemat waktu banyak dijadikan alternatif moda transportasi di kota Yogyakarta. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut menjadi penyebab utama terjadinya permasalahan seperti kemacetan lalu lintas. Kepuasan terhadap moda transportasi pun berbeda-beda tergantung moda transportasi yang dipilih. Maka dilakukan studi yang bertujuan menganalisa karakteristik perjalanan dan pelaku perjalanan serta karakteristik pemilihan moda transportasi mahasiwa/I menuju kampus. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan probabilitas dari pemilihan moda transportasi mahasiswa di salah satu universitas di Yogyakarta, yakni Institut Teknologi Nasional Yogyakarta. Penelitian ini memerlukan data pemilihan moda transportasi mahasiswa dan mahasiswi di Institut Teknologi nasional Yogyakarta sebagi objek penelitian. Penelitian menggunakan metode kuantitatif, dengan data yang diperoleh lewat metode penyebaran kuisioner dalam bentuk <em>google form</em> serta penyebaran langsung dilapangan dan observasi langsung dengan menggunakan aplikasi software SPSS. Hasil analisis yang dilakukan terhadap pemilihan moda transportasi yang dilakukan menunjukkan bahwa sebanyak 67% mahasiswa dan mahasiswi Institut Teknologi Nasional Yogyakarta memilih kendaraan pribadi sebagai moda transportasi ke lingkungan universitas dan sebanyak 33% lainnya memilih menggunakaan kendaraan umum. Kendaraan pribadi yang paling banyak adalah sepeda motor, yakni dari total 200 responden sebanyak 127 responden memilih menggunhendak kendaraan pribadi sepeda motor.</p>2024-03-28T03:13:31+07:00Copyright (c) 2024 Fibriany Anastasya Oeiputri, Yoanita Eka Rahayuhttps://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/suryabeton/article/view/4288Analisis Struktur Kolom dan Balok Baja Ditinjau dari Kekuatan dan Estimasi Biaya Konstruksi pada Proyek Pembangunan Gudang Baja di Gedangan Industrial Park2024-08-30T11:07:45+07:00Randy Benjamin OeijOeijrandy@gmail.comMuhammad Shofwan Donny Cahyono shofwandonny@widyakartika.ac.idNorman RayOeijrandy@gmail.com<p>Struktur Baja merupakan struktur yang terbentuk dari komponen komponen baja struktural yang dirakit sehingga mampu menahan beban sesuai keinginan. Salah satu konstruksi yang menggunakan struktur baja adalah Gudang Baja. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efisiensi dari tipe-tipe baja yang bisa digunakan dalam pembangunan gudang baja dalam segi pembebanan aksial dan estimasi biaya konstruksi. Penelitian ini menggunakan data pembangunan gudang baja milik PT. Gozco land sebagai objek penelitian. Penelitian menggunakan metode kuantitatif, dengan data yang didapatkan melalui metode observasi dan studi literatur. Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah profil baja kolom dan balok baja yang digunakan untuk pembangunan baja. Hasil analisis efisiensi yang dilakukan menunjukkan bahwa profil baja Wide Flange kolom yang paling efisien dalam segi beban aksial dan estimasi biaya adalah WF150x150 dengan faktor keamanan terbesar dari ETABS adalah 0.655, dan penghematan biaya sebesar Rp.125,889,079.75 dari rencana awal. Profil baja CNP balok yang paling efisien dalam segi beban aksial dan estimasi biaya adalah CNP100x50 dengan faktor keamanan terbesar dari ETABS adalah 0.661, dan penghematan biaya sebesar Rp.16,212,571.20 dari rencana awal. Total selisih jika menggunakan WF150x150 dan CNP100x50 adalah sebesar Rp.142,101,650.95.</p>2024-03-28T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Randy Benjamin Oeij, Muhammad Shofwan Donny Cahyono https://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/suryabeton/article/view/4819Analisis Penjadwalan Proyek dan Estimasi Biaya dengan Metode PERT pada Proyek Pembangunan Jembatan2024-08-30T11:05:24+07:00Akhmad Khoeronikhoeroniakhmad0502@gmail.comUmar Abdul Azizumarabdulaziz@umpwr.ac.idLarashati B'tari Setyaninglaras.btari@umpwr.ac.id<p>Jembatan pada ruas jalan Tambangan - Bulurejo merupakan penghubung wilayah Kabupaten Kebumen dengan Kabupaten Cilacap dan memiliki bentang sepanjang 134,34 meter. Dengan adanya pembangunan jembatan, perlu dipersiapkan dengan matang proses perencanaan dan juga pelaksanaan. Penjadwalan proyek merupakan salah satu hasil perencanaan yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek. Dari hasil perhitungan durasi penyelesaian proyek dapat terselesaikan dalam rentang waktu 300 hari dan memiliki peluang sebesar 50%. Anggaran biaya yang efisien sebelum dilaksanakannya proyek pembangunan jembatan sebesar Rp13.326.161.917,65 dengan durasi 300 hari dan selisih biaya Rp1.764.762.883,02 dari RAB yang memiliki jumlah total sebesar Rp.15.090.924.800,67 (tidak termasuk ppn). Pekerjaan yang termasuk dalam lintasan kritis antara lain pekerjaan mobilisasi, galian struktur dengan kedalaman 0 - 2 meter, beton mutu sedang fc’25 Mpa, beton mutu rendah fc’10 Mpa, baja tulangan U 32 Ulir, tiang bor beton diameter 800 mm, tambahan biaya untuk tiang bor beton diameter 1000 mm bila tiang bor beton dikerjakan di tempat yang berair, kisdam, pembuatan steger/perancah dari bambu, pemasangan dinding bata merah ukuran (5x11x22) cm tebal 1/2 bata camp. 1sp: 5pp, pemasangan plesteran 1 pc: 6 pp tebal 15 mm, pemasangan acian, pengecat tembok baru (1lap.plamir, 1lap cat dasar 2 lap.cat penutup). Probabilitas penyelesaian proyek dengan target T(d) 300 hari sebesar 50,00%.</p>2024-03-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Akhmad Khoeroni, Umar Abdul Aziz, Larashati B’tari Setyaninghttps://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/suryabeton/article/view/4820Analisis Neraca Air Daerah Irigasi Loning-Kragilan2024-08-30T11:05:17+07:00Danang Dwi Kristantodanangdkristanto@gmail.comAgung Setiawanagungsetiawan@umpwr.ac.idMuhamad Taufikmtaufik@gmail.com<p>Lokasi penelitian dilakukan di Bendung Kedungglagah, stasiun klimatologi Kradenan dan tiga stasiun hujan yaitu stasiun Loning, Gebang, dan Kutoarjo. Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui ketersediaan air DI Loning-Kragilan, mendapatkan kebutuhan air irigasi DI Loning-Kragilan untuk kebutuhan padi dan palawija, mendapatkan neraca air DI Loning-Kragilan, dan mendapatkan pola tanam untuk mencapai Indeks Pertanaman 300% di DI Loning-Kragilan. Analisis ketersediaan air menggunakan data debit dari BPSDA Probolo dengan rerata 11 tahun menggunakan metode basic month, analisis kebutuhan air yang meliputi perhitungan evapotranspirasi dengan metode Penman-Monteith dibantu Cropwat 8.0, analisis curah hujan dengan rentang waktu 10 tahun, serta analisis neraca air dengan membandingkan ketersediaan dan kebutuhan air. Ketersediaan air DI Loning-Kragilan terbesar pada periode Maret I yaitu 7,07 m<sup>3</sup>/detik dan terkecil pada periode Oktober II yaitu 0,43 m<sup>3</sup>/detik. Kebutuhan air DI Loning-Kragilan dengan pola tanam padi-padi-palawija didapatkan nilai tertinggi yaitu 2,79 m<sup>3</sup>/detik di bulan Mei periode I, terendah yaitu 0,00 m<sup>3</sup>/detik di bulan Februari periode II, sedangkan dengan pola tanam alternatif padi–padi (1.290,86 ha) dan jagung (604,68 ha)–kedelai didapatkan nilai tertinggi yaitu 2,44 m<sup>3</sup>/detik di bulan Mei periode I, terendah yaitu 0,00 m<sup>3</sup>/detik di bulan Februari periode II. Berdasarkan neraca air DI Loning-Kragilan persentase faktor k 0,75 – 1,00 sebelum alternatif sebesar 91,67% dan sesudah alternatif sebesar 83,33 %. Persentase faktor k 0,50 – 0,75 sebelum alternatif sebesar 8,33 % dan sesudah alternatif sebesar 16,67%. Kesimpulan Indeks Pertanaman sebelum alternatif sebesar 254,63% dan sesudah alternatif sebesar 300%.</p>2024-03-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Danang Dwi Kristanto, Agung Setiawan, Muhammad Taufikhttps://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/suryabeton/article/view/4821Kajian Kinerja Bundaran pada Simpang Empat Tak Bersinyal2024-08-30T11:05:12+07:00Yipson Tiffanyagungnusantoro@umpwr.ac.idAgung Nusantoroagungnusantoro@umpwr.ac.idEko Riyantoekoriyanto@umpwr.ac.id<p>Simpang empat tak bersinyal tugu bagian barat alun-alun Purworejo yang terletak pada Jl. Mayjen Sutoyo tersebut, berada pada pusat kota dengan kondisi lingkungan sekitar simpang cukup ramai. Adanya bundaran dapat mengurangi tundaan (<em>delay</em>), karena kendaraan tidak harus berhenti total sebelum memasuki persimpangan. Tundaan pada bundaran bisa saja terjadi ketika arus lalu lintas pada setiap pendekat tidak seimbang. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis kinerja bundaran berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 dan menganalisis tingkat pelayanan bundaran pada simpang empat tak bersinyal tugu alun-alun Purworejo. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan metode MKJI 1997. Pengumpulan data primer yaitu kondisi geometrik, kondisi lalu lintas sert kondisi lingkungan. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pencatatan Sipil Kabupaten Purworejo berupa data jumlah penduduk Kabupaten Purworejo. Hasil analisis bundaran menunjukkan arus lalu lintas tertinggi yaitu terjadi pada hari Senin dengan jam puncak terjadi pada sore hari pukul 16.00 – 17.00 WIB dengan total kendaraan yang melintas yaitu sebesar 2.606,6 smp/jam. Nilai derajat kejenuhan pada jalinan AB sebesar 0,52, jalinan BC sebesar 0,61, jalinan CD sebesar 0,07 dan pada jalinan AD sebesar 0,25. Tingkat pelayanan (Level of Service) pada bagian jalinan AB dan BC memperoleh nilai C dengan tingakat kejenuhan 0,45 – 0,74, bagian jalinan CD memperoleh nilai A dengan tingakat kejenuhan 0,00 – 0,20 dan pada bagian jalinan AD memperoleh nilai B dengan tingakat kejenuhan 0,21 – 0,44. Nilai tundaan rata-rata pada bundaran diperoleh sebesar 3,21 det/smp dan untuk peluang antian sebesar 9 sampai 20 persen pada bagian jalinan BC.</p>2024-03-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Yipson Tiffany, Agung Nusantoro, Eko Riyantohttps://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/suryabeton/article/view/5536Kajian Kondisi Kerusakan Jalan Menggunakan Metode Bina Marga dan Pavement Condition Index (PCI) 2024-08-29T03:27:47+07:00Dicky Khukuh Widhiyatmokodickykhukuh@gmail.comAgung Nusantoroagungnusantoro@umpwr.ac.id<p>Jalan merupakan suatu prasarana yang fungsinya vital dan sebagai penunjang kebutuhan hidup manusia. Pemilihan lokasi penelitian diantaranya di ruas Jalan Majapahit, Jalan Bubutan-Gesing, dan Jalan Hulosobo dikarenakan jalan tersebut memiliki lokasi yang berbeda yaitu di daerah perkotaan, daerah dekat dengan pantai dan daerah pegunungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Bina Marga dan <em>Pavement Condition Index </em>(PCI), metode ini dilakukan dengan survei kondisi jalan secara langsung untuk mendapatkan Panjang dan lebar jalan, tingkat volume lalu lintas, jenis kerusakan jalan, dan tingkat kerusakan jalan. Hasil Analisa dari penelitian untuk ruas Jalan Majapahit menggunakan metode PCI mendapatkan nilai rata-rata 64,93 atau <em>Good</em>, sedangkan menggunakan Metode Bina Marga dengan nilai Urutan Prioritas 8,96 masuk kedalam program pemeliharaan rutin. Ruas Jalan Bubutan-Gesing menggunakan Metode PCI mendapatkan nilai rata-rata 68,06 atau <em>Good</em>, sedangkan menggunakan metode Bina Marga dengan nilai Urutran Prioritas 9,33 masuk kedalam program pemeliharaan rutin. Ruas Jalan Hulosobo menggunakan metode PCI mendapatkan nilai rata-rata 69,9 atau <em>Good</em>, sedangkan metode Bina Marga dengan nilai Urutran Prioritas 8.97 masuk kedalam program pemeliharaan rutin.</p>2024-03-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Dicky Khukuh Widhiyatmoko, Agung Nusantoro