Konseling Krisis Sebagai Intervensi Psikologis Pada Klien Kekerasan Seksual di Purworejo
Abstract
Meningkatnya kasus kekerasan seksual terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia dengan korban yang sebagian besar anak-anak di bawah umur. Korban kekerasan seksual mendapatkan perlakuan yang menyebabkan trauma sehingga membutuhkan dukungan dan bantuan psikologis. Tujuan dari program pengabdian ini untuk membantu memberikan pendampingan psikologis bagi korban kekerasan seksual yang mengalami trauma psikologis. Korban berusia 6-15 tahun, mengalami beragam permasalahan antara lain post traumatic stress disorder dan gejala depresi. Masalah diperkuat dengan kondisi keluarga yang kurang memiliki pengetahuan dalam mendampingi korban yang mengalami trauma. Oleh karena itu, korban perlu mendapatkan pendampingan psikologis berupa konseling krisis agar mampu mengelola atau meregulasi emosi negatif, sehingga melalui konseling krisis ini korban mampu mengelola kondisi traumanya dengan baik. Konseling krisis merupakan salah satu jenis pendampingan psikologis yang dilakukan dengan mengidentifikasi masalah yang dialami korban, melakukan tahap konseling krisis dan evaluasi hasil. Selama rentang waktu 3 bulan, ada 3 kasus kekerasan seksual yang didampingi dan ketiga kasus tersebut mendapatkan pendampingan secara berkelanjutan. Lamanya waktu pendampingan dilaksanakan selama 3 bulan dengan 7 kali pertemuan. Setelah mendapatkan konseling krisis, korban lebih mampu menerima kondisi, mengelola rasa trauma dan memiliki keyakinan untuk mengatasi kondisi trauma yang dapat muncul lagi di kemudian hari. Evaluasi dari konseling krisis ini yaitu keluarga perlu memiliki pengetahuan untuk mendampingi anak yang menjadi korban kekerasan seksual, keluarga mampu memberikan peran yang besar dalam memberikan perlindungan, dukungan dan penerimaan terhadap korban, sehingga korban mampu menjadi pribadi yang berdaya dan menerima dirinya secara positif.
Downloads
References
Amita, N., & Listyani, N. (2022). Terapi bermain dalam meningkatkan self-esteem pada anak korban kekerasan seksual Play therapy for increase self-esteem in child victims sexual violence. 26–35. ejurnal.mercubuana-yogya.ac.id
Amriana. (2014). Konseling Krisis dengan Pendekatan Konseling Realitas Untuk Menurunkan Kecemasan Anak Korban Kekerasan Seksual. Universitas Pendidikan Indonesia, 120–164.
Desiningrum, D. R., & Fauziah, N. (2018). Psikologi islami dalam penanganan anak korban kekerasan seksual (family therapy dan story telling therapy). Posiding Seminar Nasional Psikologi Unnisula, 51–60.
Gladding, S. T. (2012). Konseling: Profesi yang Menyeluruh (6th ed.). Jakarta: PT. Indeks.
Haryati, A., Andani, U., Beta, H. J., & Anggraini,M. (2022). The Application of Crisis Counseling in Shaping the Adolescent Self-Concept of the Family Broken Home. Jurnal Ilmiah Syi'ar, 21(02), 108–115. https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/ syiar/article/view/4970.
Hidayati, I. W. (2020). Konseling Krisis Dengan Pendekatan Person Centered Dalam Menangani Korban Pelecehan Seksual Di Aliansi Peduli Perempuan Sukowati (Apps) Sragen (Skripsi). Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
Indri M., D. B. (2018). Implementation of spirituality-crisis counseling to reduce early childhood trauma. Islamic Guidance and Counseling Journal, 1(1), 25–32. https://doi.org/10.25217/igcj.v1i1.194
Jatengprov.go.id.). No Title. https://jatengprov.go.id/publik/perempuan-didorong-berani-laporkan-tindak-kekerasan-yang-dialami/
Manalu, D. (2022). Mengelola Emosi Anak Lewat Aktivitas Positif dan Bermanfaat Pada Kegiatan PKL 1 di Panti Asuhan El-Shaddai Batam. ABDISOSHUM: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sosial dan Humaniora, 1(1), 117–123. https://doi.org/10.55123/abdisoshum.v1i1.512
Mannika, G. (2018). Studi deskriptif potensi terjadinya kekerasan seksual pada remaja perempuan. CALYPTRA, 7(1), 2540-2553.
Novrianza, Novrianza, & Santoso, I. (2022). Dampak Dari Pelecehan Seksual Terhadap Anak Di Bawah Umur. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 10(1), 53–64. http://dx.doi.org/10.23887/jpku.v10i1.42692
Nurhidayah, I., & Ligina, N. L. (2018). The Role of Parents in Preventing Sexual Violence on Elementary School children in Bandung. Jurnal Keperawatan, 9(2), 109. https://doi.org/10.22219/jk.v9i2.5454
Rahayu, S. M. (2017). Konseling Krisis: Sebuah Pendekatan dalam Mereduksi Masalah Traumatik pada Anak dan Remaja. Jurnal Pendidikan (Teori Dan Praktik), 2(1), 65. https://doi.org/10.26740/jp.v2n1.p65-69
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Susanti, M., & Onan, F. (2022). Fungsi Layanan Informasi Dalam Memberikan Pemahaman Tentang Pelecehan Seksual Kepada Anak. Al Irsyad: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 13(1), 39-49.
Sulistiyowati, A., Matulessy, A., & Pratikto, H. (2018). Psikoedukasi seks untuk mencegah pelecehan seksual pada anak prasekolah. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 6(1), 17-27.
Triwijayati. (2012). Pelecehan Seksual : Tinjauan Psikologis. Jurnal Insan Unair, 2, (2–5). 3030-306.
Copyright (c) 2023 Wanodya Kusumastuti, Widyaning Hapsari, Karsiyati Karsiyati
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.