VALUES IN THE BARIT COWONG TRADITION KARANGTURI VILLAGE KROYA DISTRICT CILACAP REGENCY
Abstract
The Barit Cowong tradition Karangturi Village Kroya District Cilacap Regency is known as the Barit Cowong Sekar Kantil tradition, referring to the name of the cowong doll used, namely Sekar Kantil. This research aims to describe the values of the Barit Cowong Sekar Kantil tradition. This research is included in qualitative research. The research data is in the form of dialogue excerpts from interviews with informants and event excerpts from observations during the implementation of the Barit Cowong Sekar Kantil tradition. The data sources in this research are informants who know and play a direct role in the implementation of the Barit Cowong Sekar Kantil tradition, as well as photos, videos and documentation related to the Barit Cowong Sekar Kantil tradition. The data found was collected using open interview techniques, open observation, field notes, and documentation. Then it was analyzed using the interactive analysis technique of the Miles and Huberman model. The results of the analysis are presented informally using words. Words are used to explain the values of the Barit Cowong Sekar Kantil tradition. The results of the analysis of the Barit Cowong Sekar Kantil traditional values are that there are seven human values that are relevant to people's lives, namely economic values, physical values, entertainment values, social values, aesthetic values, intellectual values and religious values.
References
Andini, E. P. (2023). Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Tradisi Cowongan Salah Satu Kearifan Lokal Banyumas Yang Masih Populer. 13(3), 37–46.
Arikunto, S. (2017). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta.
Asiyah, N., & Pamungkas, Y. H. (2016). Pergeseran Fungsi Ritual Manten Kucing Di Desa Pelem Kecamatan Campurdarat Kabupaten Tulungagung Tahun 2001-2013. Avatara, 5(1), 1329–1333.
Chumairo, C., & Sufyanto, S. (2022). Ojung As A Cultural Tradition of Calling for Rain In Tongas Kulon Village, Probolinggo. Kanal: Jurnal Ilmu Komunikasi, 11(1), 1–8. https://doi.org/10.21070/kanal.v11i1.1709
Dharmodhiharjo, D. dan S. (2022). Pokok-pokok Filsafat Hukum Apa dan Bagaimana Filsafat Hukum di Indonesia. Gramedia.
Endraswara, S. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasinya. Pustaka Widyatama.
Hidayat, L. M. (2015). Cingcowong: Upacara Ritual Meminta Hujan di Desa Luragung Landeuh Kecamatan Luragung Kabupaten Kuningan. Ekspresi Seni, 17(2), 230–243.
Kamal, S. F. (2018). Bentuk Dan Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Tradisi Cowongan Di Kabupaten Banyumas: Kajian Budaya. Sutasoma : Jurnal Sastra Jawa, 6(2). https://doi.org/10.15294/sutasoma.v6i2.29062
Moleong, L. J. (2022). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.
Purwadi. (2012). Folklor Jawa. Shaida.
Setiawan, D & Lubis, M. A. (2022). Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Perspektif Etnopedagogi. Kencana.
Sucita, D. N. (2019). Tradisi Gebug Ende Bentuk Ritual Memohon Hujan pada Masyarakat Seraya di Desa Patas Kabupaten Buleleng. Jurnal Widya Sastra Pendidikan Agama Hindu, 2(1), 49–55.
Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kualitatif (untuk penelitian yang bersifat: eksploratif, enterpretif, interaktif, dan konsekutif). Alfabeta.
Wardani, A. K. (2010). Ujangan sebagai Sarana Upacara Minta Hujan di Desa Gumelem Kulon Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara. Universitas Negeri Semarang.
Widiyono, G. (2016). Upacara Barit Cowong sebagai Perantara Pemanggilan Hujan di Dusun Gandaria Desa Pekuncen-Kroya Kabupaten Cilacap. Bening:Jurnal Penelitian Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jawa FBS UNY, 1(4), 1–10.